Entri Populer

Jumat, 17 Desember 2010

Menpora Soal Bonus Timnas dan Naturalisasi

Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng berbicara panjang lebar soal wacana naturalisasi yang sedang menjadi tren, terkait sepak terjang timnas sepakbola di ajang Piala AFF.

Berikut ini petikan wawancara Andi dengan wartawan sebelum mengikuti Sidang Kabinet di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (17/12/2010), mulai dari bonus untuk skuad "Garuda" sampai pemain lain yang akan dinaturalisasi:

Timnas sejauh ini sudah tampil baik dan masuk semifinal. Apakah pemerintah akan memberikan penghargaan tertentu?

Yang namanya penghargaan pasti ada. Tapi nantilah kalau juara. Ini kan kita baru setengah jalan. Mari kita berharap dan berdoa agar timnas terus menang,

Pemberian penghargaan terhadap timnas dan olahragawan adalah wajar. Sebab, olahragawan beda dengan wartawan, masa kerjanya sangat singkat. Usia 30 rata-rata sudah harus pensiun. Kalau wartawan 'kan seperti Pak Rosihan Anwar, masih produktif meski sudah 90 tahun. Jadi wajar kalau kita kasih penghargaan.

Pasca kemenangan (atas Filipina) kemarin, penonton pasti makin membludak. Harga tiket hari Minggu akan dinaikkan?

Kita harapkan harga tiket tetap terjangkau buat masyarakat. Yang kemarin itu cukup terjangkau, dan yang paling penting tertib. Kita semua menikmati permainan-permainan cantik. Harapan kita penonton tidak lagi membawa petasan di stadion.

Presiden mau nonton lagi untuk semifinal kedua?


Insya Allah. Pemain-pemain timnas meminta Presiden kembali menonton. Kayaknya presiden akan nonton lagi dan itu bagus sekali, menambah semangat bagi timnas. Yang penting, yang ingin kita lakukan, ini saatnya semua bersatu mulai dari petani sampai presiden. Semua bersatu mendukung timnas.

Katanya akan ada tujuh naturalisasi lagi. Betulkah itu?


Naturalisasi adalah sebuah kebijakan yang kami ambil, sejak saya jadi menteri. Memang wacananya sudah sejak lama, tapi sikapnya pada waktu itu belum jelas betul antara PSSI, pemerintah, dan UU kewarganegaraan juga sesuatu yg baru.

Setelah saya jadi menteri, saya lihat Cristian Gonzales sudah mengajukan naturalisasi sejak lima tahun lalu. Saya lapor ke Presiden, dan Presiden juga setuju agar kebijakan naturalisasi menjadi jelas. Pertama, bahwa dibuka kebijakan naturalisasi kepada semua atlet nasional kita adalah untuk semua cabang olahraga, tidak cuma sepakbola. Prosedurnya, PB olahraga mengajukan ke Menpora, lalu Menpora menyetujui, lalu kirim ke Menhumham. Oleh Menhumham diproses sesuai UU Kewarganegaraan.

Bagi olahragawan, di situ ada klausul-klausul yang mengatakan bahwa jika untuk hal-hal yang dia bisa berguna bagi bangsa dan negara, maka prosesnya dipercepat. Bagi saya, olahragawan ini adalah orang yang membela Merah Putih, dan wajar bila ada prosedur-prosedur yang dipercepat prosesnya. Tapi semua kelengkapannya, seperti status kewarganegaraan lama harus mereka lepas dulu untuk kemudian dinaturalisasi. Sekarang ada satu atau dua-tiga lagi yang sedang diproses untuk sepakbola, termasuk Kim Kurniawan.

Kebijakan naturalisasi kita tujukan kepada atlet keturunan Indonesia atau yang punya keluarga di Indonesia. Seperti Gonzales, istrinya 'kan WNI. Kim Kurniawan itu bapaknya orang Indonesia, cuma dia kemudian WN Jerman. Kalau Irfan Bachdim, dia adalah WNI dan berpaspor Indonesia tapi lahir dan besar di luar negeri (Belanda), dan kini dia pulang kampung untuk bela Merah Putih.

Kapan Kim akan diproses?

Ada kira-kira perlengkapannya yang masih perlu diselesaikan. Staf saya dari PSSI dan Kim sedang melengkapinya. Baru setelah itu, dokumennya diproses lagi. Menkumham sudah menjawab ada beberapa yg perlu dilengkapi lagi, maka kami coba segera lengkapi.

Apakah bersedia melepaskan kewarganegaaran yang lama, karena RI ini tidak bisa dimadu, harus satu kewarganegaraa. Kalau di Filipina bisa dwi kewarganegaraan. Jadi, naturalisasi Filipina, dia sekaligus warga negara Inggris. Jadi tidak ada masalah bila sekali waktu timnas Inggris main lagi, dia bisa ke sana lagi.

Di sini dia harus lepas kewarganegaraan yang lama, seperti Gonzales yang melepaskan kewarganegaraan Uruguay. Yang lain juga begitu, semuanya sama, tidak hanya untuk sepakbola, tapi semua cabang olahraga yang lain.

Menteri luar negeri juga sudah menugaskan kepada seluruh KBRI dan konjen sebagai pemantau bakat. Karena 'kan mereka yang tahu kondisi dan melihat ada WNI atau keturunan Indonesia yang pintar main bola, catur, panahan, lari, atau apa saja yang dianggap pantas. Maka akan dilaporkan. Lalu akan ada tes PRIMA (Program Indonesia Emas). dan bila yang bersangkutan bersedia, apakah mau melamar menjdi WNI, maka kita proses naturalisasi. Bila dia pemegang paspor Indonesia, maka akan langsung masuk program Prima.

Tapi yang fundamental, pembinaan olahraga di dalam negeri harus jadi tulang punggung prestasi pembangunan olahraga di Indonesia. Tulang punggungnya tetap pembinaan olahraga di dalam negeri, mulai dari usia dini. Naturalisasi hanyalah terobosan jangka pendek yang kita perlukan untuk dinamisasi timnas. Contohnya sepakbola, tanpa adanya terobosan ini, maka daerah akan lesu terus. maka perlu disuntik vitamin ini.

Dua naturalisasi lagi, siapa?

Satu, Kim kurniawan, satu lagi keturunan Maluku di Belanda, saya lupa namanya. Radja Nainggolan yang bermain buat Belgia juga bagus. Tapi ada beberapa yang minta dwi kewarganegaaran, saya bilang tidak bisa.

sumber : www.detiksport.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar